Kamis, 13 September 2012

keperawatan jiwa (halusinasi pendengaran )



BAB 1
PRE PLANING
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
A.    LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992 pasal 24 ayat 1 adalah kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa sehat secara optimal baik untuk intelektual maupun emosional dan menurut pasal  24 ayat 2 adalah kesehatan jiwa meliputi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan penanggulangan. Ketidak mampuan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan dapat mempengaruhi keaehatan jiwa.salah satu diantaranya adalah halusinasi,supaya dapat mewujudkan jiwa yang sehat, maka perlu adanya peningkatan jiwa melalui pendekatan secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative agar individu dapat senantiasa mempertahankan kelangsungan hidup terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungannya.

Klien dengan skizofrenia mempunyai gejala utama penurunan persepsi sensori (halusinasi). Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi.Bentuk halusinasi ini biasa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien biasa bertengkar atau bicara dengan suara haluainasi itu. Biasa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau berbicara keras-kerasseperti saat ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinai ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
      Persepsi merupakan respon dari reseptor sensoris terhadap stimulus ekaternal juga pengenalan dan penamaan terhadap sensoris yang diinterpretasikan oleh stimulus yang diterima. Jika diliputi rasa kecemasan yang berat maka kemampuan untuk menilai realita dapat terganggu. Persepsi mengacu pada respon reseptor sensoris terhadap stimulus. Persepsi juga melibatkan kognitif dan pengertian emosional dan objek yang dirasakan. Ganggun persepsi dapat terjadi pada proses sensori penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
      Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu suatu terapi yang dapat meningkatkan kekeluargaan dan kerja sama antar klien agar tercipta suasana yang harmonis dan tidak mengeluarkan tenaga. Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi kelompo adalah membuat sadar klien peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan dan menghadirkan realita kepada klien. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi merupakan suatu terapi yang dapat diberikan untuk memfasilitasi klien agar dapat mengungkapkan perasan, masalah dan harapan yang diinginkan, sehingga melalui TAK diharapkan dapat memberikan jalan tengah serta menstimulus klien agar dapat bersosialisasi dengan teman dan klien dapat kembali pada realita.
      Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi hubungan satu sama lain, saling terkait dan mengikuti norma yang sama. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersam-sama denga berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis. Adapun keuntungan klien dalam melakukan TAK antara lain yaitu mendapat dukungan atau support, pendidikan , meningkatkan hubungan interpersonal, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah halusinasi.
      Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi merupakan sebagian dari terapi aktivitas kelompok yang biasa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang kuat dan mengidentifikasi secara benar stimulasi persepsi eksternal.
B.MASALAH KEPERAWATAN
      Topik               : Isolasi Sosial
      Terapis                        : Toni Priatmojo
                               M. Dovir
                               Ridho Rosyid
                               Sri Purnamasari
                               Sartina
                               Mega Puspita Sari
                               Winda Riantika
                               Zulaiha
                               Nur Irdina                    
      Sasaran           : Pasien dengan Isolasi sosial
      Ruang              : Elang



C.TUJUAN
      1. Tujuan Umum
      Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
      2.Tujuan Khusus
·         Klien dapat menjelaskan penyebab menarik diri
·         Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian menarik diri
·         Klien mampu memperkenalkan diri (nama, alamat, hobi)

BAB II
RENCANA PELAKSANAAN
A.      JENIS KEGIATAN
      TAK sosialisasi dengan tema “meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok”
B.      KRITERIA PESERTA
            Klien dengan menarik diri yang telah mengikuti rehabilitasi minimal dua kali dan diberikan asuhan keperawatan sampai TAK III.

C.      SETTING KEGIATAN
1)      Perawat terdiri dari satu orang leader,satu orang coleader,satu atau lebih fasilitator,dan satu orang observer
2)      Leader memimpin kegiatan
3)      Dipilih tempat yang terapeutik
4)      Posisi berdiri membentuk lingkaran”
     








      Setting tempat :
                                                                                                                                                                       
 









                                                                                                                                                                     




Keterangan:
                                                                                       
            :Observer                                                                 : Co Leader
 

            :Leader
                                                                                               
            :Klien
 

            :Fasilitator

           

D.     WAKTU PELAKSANAAN

a.     Tempat pertemuan     : Ruang Elang
b.     Hari/tanggal                : Jum’at, 16 Desember 2011
c.      Waktu atau jam           : 09.00-09.30 WIB

E.      PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS TERAPIS

PERAN
TUGAS
PEMAIN
Leader
·         Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
·         Memperkenalkan anggota-anggota terapi aktifitas kelompok
·         Menjelaskan tujuan diskusi
·         Menetapkan jalannya tata tertib
·         Dapat mengambil keputusan dengan dan menyimpulkan hasil diskusi pada kelompok terapi diskusi tersebut
·         Kontrak waktu
·         Menyimpulkan hasil  kegiatan
·         Menutup acara
·         Motivasi anggota aktif dalam kelompok




Toni Priatmojo
Coleader
·         Mendapingi leader jika terjadi blocking
·         Mengoreksi dan mengikatkan leader jika terjadi kesalahan
·         Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
·         Menyampaikan informasi /pesan dari fasilitator coleader

Ridho Rosyid
Fasilitator
·         Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
·         Mendampingi peserta TAK untuk berdiskusi
·         Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
·         Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
Mega Puspita Sari
Sri Purnamasari
Nur Irdina
Winda Riantika
Sartina
Zulaiha
Observer
·         Mengobserver persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
·         Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktifitas kelmpok
·         Mengobservasi prilaku klien
·         Atur alur permainan
M. Dovir

TAK Sosialiasasi : Menarik Diri

Sesi 1 : Memperkenalkan diri
Tujuan :
1.      Klien memahami cara memperkenalkan diri
2.      Klien dapat memperagakan cara memperkenalkan diri

Setting :
      1.Terapi dan  klien duduk bersama dalam lingkaran.
      2.Tempat  nyaman dan tenang didalam ruangan.
Alat :
      1. Bola
      2. Speaker dan Mp3
      3. Kertas dan pulpen.
Metode :
      1.Diskusi dan tanya jawab
      2.Bermain peran

Langkah Kegiatan :
1.      Persiapan
a.      Mengingatkan  kontrak dangan klien yang telah mengikuti sesi
b.      Terapis membuat kontrak dengan klien
c.       Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.      Orientasi
a.      Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak-bapak, apa kabar semuanya hari ini..?”
“Terima kasih telah bersedia berkumpul di ruangan ini untuk mengikuti kegiatan yang akan kita lakukan bersama-sama”.
“Sebelum kita memulai kegiatan hari ini, saya akan memperkenalkan nama-nama kelompok, dimulai dari saya. Nama saya Toni Priatmojo, saya yang nantinya akan memimpin kegiatan ini dan dibantu oleh teman-teman saya yaitu Mega, Ridho, Dovir, Sartina, Sari, Dina, Winda dan Zuzu”.
b.      Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak-bapak hari ini?”
“Apakah Bapak-bapak sudah siap melakukan kegiatan kita hari ini?”
“Sebelumnya apakah Bapak-bapak sudah pernah melakukan kegiatan seperti ini sebelumnya?” 

c.       Kontrak
Sekarang  sesuai dengan kontrak kita kemarin, kalau hari ini kita akan melakukan terapi aktivitas kelompok yang bertemakan tentang “meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok”. Tujuannya agar bapak –bapak dapat memperagakan cara memperkenalkan diri.
Baiklah bapak sebelum kita belajar cara memperkenalkan diri, saya akan menjelaskan sedikit aturan mainnya yaitu: bapak-bapak jika bapak-bapak ingin kebelakang atau ingin ke WC, bapak-bapak harus minta izin dengan perawat yang ada disamping bapak-bapak. Bapak-bapak waktu kita melakukan terapi aktivitas kelompok ini sekitar 30 menit. Dan bapak-bapak juga harus mengikuti terapi aktivitas kelompok  ini sampai selesai.

3.      Tahap Kerja
      Baiklah bapak apakah sekarang bisa kita mulai belajar cara memperkenalkan diri? Sebelumnya saya jelaskan terlebih dahulu tentang pentingnya berkenalan. Dengan berkenalan kita dapat bersosialisasi dan menghindari menarik diri dari lingkungan sekitar. Sekarang bagaimana kalau kita mendengarkan cara-cara memperkenalkan diri bapak-bapak semuanya dan bagaimana hasilnya.
      Bapak-bapak kalau bapak ingin memperkenalkan diri maka bapak – bapak harus menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi bapak – bapak sekalian. Baik lah saya akan memberikan contohnya. Nama saya toni priatmojo, nama panggilan toni, asal saya pontianak, dan hobi saya bermain tenis meja. Bapak – bapak sudah mengertikan?. Sekarang bagaimana kalau bapk-bapak yang mencoba melakukankannya. Nah, seperti itu pak.

4.      Tahap terminasi
      Bagaimana perasaan bapak setelah memperkenalkan diri tadi ?iya, bagaimana cara memperkenalkan diri, coba kita ulang lagi. Apakah bapak masih ingat caranya?. Nah begitu bagus ya pak. Bapak seumpama ketemu dengan orang baru bapak lihat, bapak bisa memperkenalkan diri seperti tadi ya pak.. Bagaimana kalau kita masukkan cara berkenalan kedalam jadwal kegiatan harian bapak ya.
      Bagaimana kalau besok kita belajar cara ketiga yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan sehari-hari. Jam berapa ni pak kita mulainya, baiklah sekitar jam 9 pagi ya. Baiklah kita butuhkan waktu cukup 30 menit saja dan tempatnya kita lakukan di ruangan ini saja ya bapak.
                  
Evaluasi dan Dokumentasi
                    Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK menarik diri sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah dapat memperkenalkan diri dengan cara berkenalan dengan teman yang lain. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1 : TAK
Menarik Diri : Isolasi Sosial
Cara memperkenalkan diri  untuk mencegah isolasi sosial
                                   
NO
ASPEK YANG DINILAI
Tn.A
Tn. B
Tn.I
Tn. SY
Tn.C
Tn.T
1
Menyebutkan cara yang selama  ini digunakan untuk berkenalan,
-
2
Menyebutkan efektifitas cara
-
-
-
-
-
-
3
Menyebutkan cara memperkenalkan diri.
-
4
Memperagakan cara berkenalan.

                Petunjuk :
1)      Tulis nama  panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2)      Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : orang yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan, menyebutkan cara berkenalan. Beri tanda jika klien tidak mampu
3)      Klien dikatakan berhasil dalam melakukan terapi aktivitas kelompok jika klien bisa mencapai minimal 3 aspek penilaian.
Evaluasi hasil terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan cara menghardik halusinasi:
Tn. A : Berhasil melakukan terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 3 aspek yang dapat dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. S : Berhasil melakukan terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 3 aspek yang dapat dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. I : Berhasil melakukan terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 3 aspek yang dapat dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. Al : Tidak berhasil melakukan terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 1 aspek yang dapat dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. Z : Berhasil melakukan terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapain aspek penilaian 3 aspek yang dapat dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. St : Berhasil melakukan terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapain aspek penilaian 3 aspek yang dapat dilakukan dari 4 aspek penilaian. 
Dokumentasi :
      Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi penglihatan sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi itu muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar