BAB 1
PRE PLANING
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI
PERSEPSI
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992
pasal 24 ayat 1 adalah kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa
sehat secara optimal baik untuk intelektual maupun emosional dan menurut
pasal 24 ayat 2 adalah kesehatan jiwa
meliputi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan
penanggulangan. Ketidak mampuan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan
dapat mempengaruhi keaehatan jiwa.salah satu diantaranya adalah
halusinasi,supaya dapat mewujudkan jiwa yang sehat, maka
perlu adanya peningkatan jiwa melalui pendekatan secara promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative agar individu dapat senantiasa mempertahankan
kelangsungan hidup terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungannya.
Klien dengan skizofrenia mempunyai gejala utama penurunan
persepsi sensori (halusinasi). Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering
dari gangguan persepsi.Bentuk halusinasi ini biasa berupa suara-suara yang
bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun
dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan
mengenai keadaan pasien atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien
biasa bertengkar atau bicara dengan suara haluainasi itu. Biasa pula pasien
terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau berbicara keras-kerasseperti
saat ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak.
Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar
tubuhnya. Halusinai ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran,
ancaman dan lain-lain.
Persepsi merupakan respon dari reseptor sensoris terhadap stimulus
ekaternal juga pengenalan dan penamaan terhadap sensoris yang diinterpretasikan
oleh stimulus yang diterima. Jika diliputi rasa kecemasan yang berat maka
kemampuan untuk menilai realita dapat terganggu. Persepsi mengacu pada respon
reseptor sensoris terhadap stimulus. Persepsi juga melibatkan kognitif dan pengertian
emosional dan objek yang dirasakan. Ganggun persepsi dapat terjadi pada proses
sensori penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu suatu terapi yang dapat
meningkatkan kekeluargaan dan kerja sama antar klien agar tercipta suasana yang
harmonis dan tidak mengeluarkan tenaga. Terapi kelompok adalah metode
pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan dengan
tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi kelompo adalah membuat
sadar klien peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan dan
menghadirkan realita kepada klien. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
merupakan suatu terapi yang dapat diberikan untuk memfasilitasi klien agar
dapat mengungkapkan perasan, masalah dan harapan yang diinginkan, sehingga
melalui TAK diharapkan dapat memberikan jalan tengah serta menstimulus klien
agar dapat bersosialisasi dengan teman dan klien dapat kembali pada realita.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi
aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa
karena merupakan keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok adalah
kumpulan individu yang mempunyai relasi hubungan satu sama lain, saling terkait
dan mengikuti norma yang sama. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan terapi
yang dilakukan atas kelompok penderita bersam-sama denga berdiskusi satu sama
lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis. Adapun keuntungan klien
dalam melakukan TAK antara lain yaitu mendapat dukungan atau support,
pendidikan , meningkatkan hubungan interpersonal, meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah halusinasi.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi
merupakan sebagian dari terapi aktivitas kelompok yang biasa dilaksanakan dalam
praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk
melakukan hubungan interpersonal yang kuat dan mengidentifikasi secara benar
stimulasi persepsi eksternal.
B.MASALAH KEPERAWATAN
Topik : Isolasi Sosial
Terapis : Toni Priatmojo
M. Dovir
Ridho Rosyid
Sri Purnamasari
Sartina
Mega Puspita Sari
Winda Riantika
Zulaiha
Nur Irdina
Sasaran : Pasien dengan Isolasi sosial
Ruang : Elang
C.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap.
2.Tujuan Khusus
·
Klien dapat menjelaskan penyebab menarik diri
·
Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian menarik
diri
·
Klien mampu memperkenalkan diri (nama, alamat, hobi)
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN
A. JENIS KEGIATAN
TAK sosialisasi dengan tema “meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok”
B. KRITERIA PESERTA
Klien dengan menarik diri yang telah mengikuti rehabilitasi minimal dua
kali dan diberikan
asuhan keperawatan sampai TAK III.
C. SETTING KEGIATAN
1)
Perawat terdiri dari satu orang leader,satu orang coleader,satu atau lebih
fasilitator,dan satu orang observer
2)
Leader memimpin kegiatan
3)
Dipilih tempat yang terapeutik
4) Posisi berdiri membentuk lingkaran”
Setting tempat :
Keterangan:
:Observer :
Co Leader
:Leader
:Klien
:Fasilitator
D.
WAKTU PELAKSANAAN
a.
Tempat pertemuan : Ruang
Elang
b.
Hari/tanggal :
Jum’at,
16 Desember 2011
c. Waktu atau jam : 09.00-09.30 WIB
E. PENGORGANISASIAN DAN
URAIAN TUGAS TERAPIS
PERAN
|
TUGAS
|
PEMAIN
|
Leader
|
·
Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
·
Memperkenalkan anggota-anggota terapi aktifitas kelompok
·
Menjelaskan tujuan diskusi
·
Menetapkan jalannya tata tertib
·
Dapat mengambil keputusan dengan dan menyimpulkan hasil
diskusi pada kelompok terapi diskusi tersebut
·
Kontrak waktu
·
Menyimpulkan hasil
kegiatan
·
Menutup acara
·
Motivasi anggota aktif dalam kelompok
|
Toni Priatmojo
|
Coleader
|
·
Mendapingi leader jika terjadi blocking
·
Mengoreksi dan mengikatkan leader jika terjadi kesalahan
·
Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
·
Menyampaikan informasi /pesan dari fasilitator coleader
|
Ridho Rosyid
|
Fasilitator
|
·
Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
·
Mendampingi peserta TAK untuk berdiskusi
·
Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
·
Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
|
Mega Puspita Sari
Sri Purnamasari
Nur Irdina
Winda Riantika
Sartina
Zulaiha
|
Observer
|
·
Mengobserver persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
·
Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktifitas kelmpok
·
Mengobservasi prilaku klien
·
Atur alur permainan
|
M. Dovir
|
TAK
Sosialiasasi
: Menarik Diri
Sesi 1 : Memperkenalkan
diri
Tujuan :
1.
Klien memahami cara memperkenalkan diri
2.
Klien dapat memperagakan cara memperkenalkan diri
Setting :
1.Terapi dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2.Tempat nyaman dan
tenang didalam ruangan.
Alat :
1. Bola
2. Speaker dan Mp3
3. Kertas dan pulpen.
Metode :
1.Diskusi dan tanya jawab
2.Bermain peran
Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dangan klien yang telah mengikuti
sesi
b. Terapis membuat kontrak
dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan
tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak-bapak, apa kabar semuanya
hari ini..?”
“Terima kasih telah bersedia berkumpul
di ruangan ini untuk mengikuti kegiatan yang akan kita lakukan bersama-sama”.
“Sebelum kita memulai kegiatan hari ini,
saya akan memperkenalkan nama-nama kelompok, dimulai dari saya. Nama saya Toni
Priatmojo, saya yang nantinya akan memimpin kegiatan ini dan dibantu oleh
teman-teman saya yaitu Mega, Ridho, Dovir, Sartina, Sari, Dina, Winda dan
Zuzu”.
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak-bapak hari ini?”
“Apakah Bapak-bapak sudah siap melakukan
kegiatan kita hari ini?”
“Sebelumnya apakah Bapak-bapak sudah
pernah melakukan kegiatan seperti ini sebelumnya?”
c. Kontrak
Sekarang
sesuai dengan kontrak kita kemarin, kalau hari ini kita akan melakukan terapi
aktivitas kelompok yang bertemakan tentang “meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok”. Tujuannya agar bapak –bapak dapat memperagakan cara memperkenalkan
diri.
Baiklah bapak
sebelum kita belajar cara memperkenalkan diri, saya akan menjelaskan sedikit aturan mainnya yaitu: bapak-bapak
jika bapak-bapak ingin kebelakang atau ingin ke WC, bapak-bapak harus minta
izin dengan perawat yang ada disamping bapak-bapak. Bapak-bapak waktu kita
melakukan terapi aktivitas kelompok ini sekitar 30 menit. Dan bapak-bapak juga harus
mengikuti terapi aktivitas kelompok ini
sampai selesai.
3.
Tahap Kerja
Baiklah
bapak apakah sekarang bisa kita mulai belajar cara memperkenalkan diri? Sebelumnya
saya jelaskan terlebih dahulu tentang pentingnya berkenalan. Dengan berkenalan
kita dapat bersosialisasi dan menghindari menarik diri dari lingkungan sekitar.
Sekarang bagaimana kalau kita mendengarkan cara-cara memperkenalkan diri
bapak-bapak semuanya dan bagaimana hasilnya.
Bapak-bapak
kalau bapak ingin memperkenalkan diri maka bapak – bapak harus menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi bapak – bapak sekalian. Baik lah saya
akan memberikan contohnya. Nama saya toni priatmojo, nama panggilan toni, asal
saya pontianak, dan hobi saya bermain tenis meja. Bapak – bapak sudah
mengertikan?. Sekarang bagaimana kalau bapk-bapak yang mencoba melakukankannya.
Nah, seperti itu pak.
4.
Tahap terminasi
Bagaimana
perasaan bapak setelah memperkenalkan diri tadi ?iya, bagaimana cara
memperkenalkan diri, coba kita ulang lagi. Apakah bapak masih ingat caranya?.
Nah begitu bagus ya pak. Bapak seumpama ketemu dengan orang baru bapak lihat,
bapak bisa memperkenalkan diri seperti tadi ya pak.. Bagaimana kalau kita
masukkan cara berkenalan kedalam jadwal kegiatan harian bapak ya.
Bagaimana kalau besok kita belajar cara ketiga yaitu belajar
cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan sehari-hari. Jam berapa ni
pak kita mulainya, baiklah sekitar jam 9 pagi ya. Baiklah kita butuhkan waktu
cukup 30 menit saja dan tempatnya kita lakukan di ruangan ini saja ya bapak.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK menarik diri sesi 1, kemampuan yang
diharapkan adalah dapat memperkenalkan diri dengan cara berkenalan dengan
teman yang lain. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 1 : TAK
Menarik Diri : Isolasi Sosial
Cara memperkenalkan diri untuk mencegah isolasi sosial
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
Tn.A
|
Tn.
B
|
Tn.I
|
Tn.
SY
|
Tn.C
|
Tn.T
|
1
|
Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk berkenalan,
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
2
|
Menyebutkan
efektifitas cara
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Menyebutkan cara
memperkenalkan diri.
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
4
|
Memperagakan cara
berkenalan.
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien
2) Untuk tiap klien, beri
penilaian kemampuan menyebutkan : orang yang biasa diajak bicara, memperagakan
percakapan, menyusun jadwal percakapan, menyebutkan cara berkenalan. Beri tanda jika klien
tidak mampu
3) Klien dikatakan
berhasil dalam melakukan terapi aktivitas kelompok jika klien bisa mencapai minimal
3 aspek penilaian.
Evaluasi hasil
terapi aktivitas kelompok sesi 2 dengan cara menghardik halusinasi:
Tn. A : Berhasil melakukan terapi
aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 3 aspek yang dapat
dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. S : Berhasil melakukan terapi
aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 3 aspek yang dapat
dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. I : Berhasil melakukan terapi
aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 3 aspek yang dapat
dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. Al : Tidak berhasil melakukan terapi
aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapaian aspek penilaian 1 aspek yang dapat
dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. Z : Berhasil melakukan terapi
aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapain aspek penilaian 3 aspek yang dapat
dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Tn. St : Berhasil melakukan terapi
aktivitas kelompok sesi 2 dengan pencapain aspek penilaian 3 aspek yang dapat
dilakukan dari 4 aspek penilaian.
Dokumentasi :
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi : halusinasi penglihatan sesi 2. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya
jika halusinasi itu muncul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar