Rabu, 10 Oktober 2012

askep hemoroid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEMORRHOID PENGERTIAN Hemorrhoid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Literatur lain menyebutkan bahwa hemorrhoid adalah varices vena eksternal dan / atau internal dari kanal anus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena-vena anorektal. Ò Hemorrhoid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoridalis yang tidak merupakan keadaan patologik Ò Apabila menyebabkan keluhan atau penyulit perlu diberikan tindakan ETIOLOGI 1. 1. Kehamilan 2. Konstipasi (karena diit rendah serat atau rering menahan buang air besar) 3. Mengangkat benda berat 4. Berdiri atau duduk yang lama. PATHOFISIOLOGI Distensi vena awalnya merupakan struktur yang normal pada daerah anus, karena vena-vena ini berfungsi sebagai katup yang dapat membantu menahan beban, namun bila distensi terjadi terus menerus akan timbul gangguan. Salah satu faktor predisposisi yang dapat menimbulkan distensi vena adalah peningkatan tekanan intra abdominal. Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan vena porta dan tekanan vena sistemik, yang kemudian akan ditransmisi ke daerah anorektal. Elevasi tekanan yang berulang-ulang akan mendorong vena terpisah dari otot disekitarnya sehingga vena mengalami prolaps. Keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya elevasi yang berulang antara lain adalah obstipasi / konstipasi, kehamilan dan hipertensi portal. Hemorrhoid dapat menjadi prolaps, berkembang menjadi trombus atau terjadi perdarahan. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik Klasifikasi hemorrhoid: A. Hemorrhoid interna Tidak dapat dilihat melalui inspeksi perianal, terletak di atas spincter ani. àadalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa àMerupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah àTerdapat pada 3 posisi primer yaitu kanan depan, kanan belakang dan kiri lateral Derajat hemorrhoid interna HEMOROID INTERNA Derajat Berdarah Menonjol Reposisi I + - - II + + Spontan III + + Manual IV + Tetap Tidak dapat B. Hemorrhoid externa Terletak di bawah spincter ani, sehingga dengan jelas dapat dilihat melalui inspeksi pada anus. àMerupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus Hemorrhoid ekterna yang mengalami trombosis Ò Merupakan trombosis vena hemorhoidalis eksterna Ò Terjadi karena tekanan tinggi di vena tersebut akibat mengangkat barang berat, batuk, bersin, mengedan atau partus Ò Ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanalis analis yang nyeri sekali, tegang, berwarna kebiru – biruan, berukuran beberapa milimeter sampai 1 – 2 cm. dapat unilobular atau bebrapa benjolan. Ruptur dapat erjadi pada dinding vena Ò Pada awal sangat nyeri kemudian berkurang dalam waktu 2 – 3 hari. Ruptur spontan dapat diikuti dengan perdarahan. Resolusi spontan dapat terjadi tanpa terapi setelah 2 – 4 hari Faktor predisposisi Ò Mengedan saat defekasi Ò Konstipasi menahun Ò Kehamilan Ò Obesitas Ò Beberapa faktor etiologi telah diajukan, termasuk konstipasi atau diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rectum. TANDA DAN GEJALA Ò Perdarahan; merupakan tanda pertama hemorrhoid interna akibat trauma oleh feces yang keras. Warna darah merah segar dan tak bercampur dengan feces, segaris atau menetes. Akibat perdarahan yang berulang dapat menyebabkan anemia. Ò Penonjolan/prolaps akibat pembesaran hemorroid secara perlahan, pada awalnya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium lanjut prolaps perlu didorong agar kembali masuk ke anus. Ò Pada tahap lanjut prolaps menetap dan tidak dapat didorong lagi ciri – ciri prolaps menetap: à keluar mukus dan terdapat feces pada bagian dalam à terdapat iritasi kulit perianal yg menimbulkan gatal atau pruritus anus, disebabkan oleh karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus Ò Nyeri timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan udema dan radang PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Ò Colok dubur Ò Anuskopi/rectoscopy Ò Proktosigmoidoscopi, untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau keganasan Ò Pemeriksaan feces terhadap adanya darah samar DIAGNOSA BANDING Ò Karsinoma kolorektum Ò Divertikulum Ò Polip usus Ò Colitis ulcerative PENATALAKSANAAN Ò Tujuannya untuk menghilangkan keluhan Ò Hemorhoid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal sederhana disertai nasehat tentang makan (sebaiknya makanan berserat tinggi) Ò Suppositoria dan salep anus untuk efek anestetik dan astrigen Ò Hemorrhoid interna yang mengalami prolaps dapat dimasukkan kembali secara perlahan dan disusul dengan istirahat baring dan kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan Ò Rendam duduk dengan cairan hangat dapat meringankan nyeri Ò Bila penyakit radang usus yang mendasari terapi medik harus diberikan Ò Skleroterapi : penyuntikan diberikan submukosa di dalam jaringan alveolar yang longgar dengan tujuan menimbulkan peradangan sterilàfibrotik & parut Ò Ligasi dengan gelang karet untuk hemorrhoid besar atau prolaps Ò Bedah beku/cryo surgery: hemorrhoid dibekukan dengan pendinginan suhu rendah Ò Hemorodektomi: untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan hemoroid derajat III dan IV atau penderita dengan perdarahan berulang dan anemia atau hemorrhoid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat IV. PENGKAJIAN FOKUS A. Subyektif 1.Batasan karakteristik 1) Pola makan dan minum a. Kebiasaan b. Keadaan saat ini 2) Riwayat kehamilan Kehamilan dengan frekwensi yang sering akan menyebabkan hemorrhoid berkembang cepat 3) Riwayat penyakit hati Pada hypertensi portal, potensi berkembangnya hemorrhoid lebih besar. 4) Gejala / keluhan yang berhubungan a. Perasaaan nyeri dan panas pada daerah anus b. Perdarahan dapat bersama feces atau perdarahan spontan (menetes) c. Prolaps (tanyakan pasien sudah berapa lama keluhan ini, faktor-faktor yang menyebabkannya dan upaya yang dapat menguranginya serta upaya atau obat-obatan yang sudah digunakan) d. Gatal dan pengeluaran sekret melalui anus B.Obyektif 1. Batasan karakteristik 1) Pemeriksaaan daerah anus a. Tampak prolaps hemorrhoid, atau pada hemorrhoid eksterna dapat dilihat dengan jelas. Rasakan konsistensinya, amati warna dan apakah ada tanda trombus juga amati apakah ada lesi. b. Pemeriksaan rabaan rektum (rectal toucher) 2) Amati tanda-tanda kemungkinan anemia : 3) Warna kulit 4) Warna konjungtiva 5) Waktu pengisian kembali kapiler 6) Pemeriksaan Hb 1. DIAGNOSA KEPERAWATAN 2. Konstipasi berhubungan dengan menahan bab akibat nyeri selama eliminasi Ò Berikan dan anjurkan minum kurang lebih 2 liter perhari Ò Berikan dan anjurkan makanan tinggi serat Ò Berikan laxative sesuai program dokter Ò Anjurkan pasien untuk segera BAB bila timbul keinginan untuk BAB 1. Nyeri anal berhubungan dengan trombus vena hemoroidalis a. Tujuan: nyeri berkurang sampai dengan hilang dengan kriteria 1) Wajah pasien tampak tenang 2) Tanda-tanda vital normal 3) Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang 4) Pasien dapat istirahat tidur b. Intervensi: 1) Berikan posisi yang nyaman 2) Berikan bantalan dibawah bokong saat duduk 3) Berikan kompres dingin 4) Observasi tanda-tanda vital 5) Ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri seperti membaca, menonton, menarik nafas panjang, menggosok punggung, dan lain-lain. 6) Pada nyeri awal berikan kompres dingin pada daerah anus 3 – 4 jam dilanjutkan dengan rendam duduk hangat 3 – 4 x/hari 7) Pertahankan rendam duduk (sit bath) dengan larutan hangat, dengan larutan PK 2 x/hari. Sit bath 3 sampai 4 kali sehari 8) Berikan diit tinggi serat dan hidrasi yang cukup 9) Libatkan keluarga dalam memberikan rasa nyaman bagi pasien 10) Jelaskan pada pasien tentang rasa nyeri yang dialaminya dan tentang tindakan dilakukan 11) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik, pelunak feces c. Evaluasi Nyeri berkurang sampai dengan hilang sesuai kriteria yang diharapkan. 1. Resiko tinggi terjadi anemia berhubungan dengan perdarahan vena hemorrhoidalis a. Tujuan : pasien akan terhindar dari anemia dengan kriteria: 1) Konjungtiva merah muda 2) Hb dalam batas normal 3) Kapilary refill < 3 detik b. Intervensi 1) Monitor tingkat perdarahan pasien 2) Observasi tanda-tanda vital 3) Berikan diit tinggi kalori tinggi protein dan tinggi serat 4) Ajarkan pasien teknik relaksasi pernafasan pada saat buang air besar 5) Monitor tanda-tanda anemia: tampak lelah, tidak bersemangat, kulit pucat 6) Bila anemia berat kolaborasi pemberian cairan dan transfusi c. Evaluasi Anemia tidak terjadi sesuai dengan kriteria yang diharapkan. 1. Cemas berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan tentang tindakan operasi a. Tujuan: cemas berkurang sampai dengan hilang dengan kriteria : 1) Pasien terlihat tenang 2) Pasien dapat mengulang kembali informasi yang diberikan b. Intervensi : 1) Kaji tingkat kecemasan yang dialami pasien 2) Beri waktu buat pasien untuk mengungkapkan secara verbal kecemasannya 3) Jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan operasi yang dialami 4) Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan 5) Dampingi pasien untuk pasrah dan berdoa kepada Tuhan c. Evaluasi : Kecemasan pasien berkurang sampai dengan hilang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. 1. Retensi urine berhubungan dengan reflek spasme post operasi dan keakutan akan nyeri Ò Berikan metode agar pasien mau BAK seperti berikan banyak minum, mendengarkan air mengalir, mengalirkan air pada meatus urinarius Ò Monitor urine output 1. Resiko ketidakefektifan managemen regimen terapeutik Ò Monitor terhadap indikator sistemik dari perdarahan berlebih seperti tachycardia, hypotensi, kelelahan, rasa haus, atau adanya darah pada kassa Ò Berikan tekanan pada area jika terjadi perdarahan dan laporkan segera pada dokter Ò Hindarkan pemberian kompres lembab hangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar